Seorang penulis Amerika, Ray Bradbury, pernah menyatakan bahwa menghancurkan suatu peradaban tidak perlu melalui pembakaran buku, namun cukup dengan membuat masyarakat tidak lagi membaca. Kini, karena konsentrasi orang semakin rendah dan sering memeriksa ponsel, kemampuan membaca buku menurun. Oleh karena itu, pentingnya membaca tetap eksis kapan pun juga.
Membaca adalah aktivitas yang
memerlukan latihan untuk otak. Kemampuan membaca tidak hanya berarti bisa
membaca tulisan, tapi juga mampu mengolah, memilah, dan memahami informasi dan
ide. Di masa depan, membaca yang lebih terampil menjadi penting karena harus
dapat memilah informasi terpercaya. Selain itu, membaca juga membentuk
kreativitas, imajinasi, dan kepribadian yang kuat menghadapi dunia yang
kompetitif.
Bagaimana jika masyarakat tidak
lagi membaca buku dan hanya tergantung pada informasi media sosial dan hasil
pencarian internet? Dalam berapa banyak generasi, kemampuan membaca akan hilang
dan seperti apa penampakan generasi tersebut sekarang? ya saat ini!
Teknologi Revolusi
Perkembangan teknologi dalam
beberapa dekade terakhir memungkinkan manusia untuk mengatasi hambatan waktu,
ruang, dan alam. Namun, teknologi juga memiliki sisi positif dan negatif serta dapat 'membahayakan'. Termasuk dalam hal teknologi komunikasi dan informasi. Dengan
Teknologi revolusi memudahkan komunikasi yang terus berlangsung, serta dapat
memprediksi dan memudahkan peradaban manusia.
Kesimpulan
Membaca buku merupakan aktivitas
yang penting untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan otak serta membentuk
kreativitas, imajinasi, dan kepribadian yang tangguh. Meskipun era digital dan
informasi yang tersedia melalui media sosial dan internet, pentingnya membaca
buku untuk tetap eksis. Generasi masa depan yang tak lagi membaca buku dapat
mengalami hilangnya kemampuan membaca dan membentuk individu yang kurang
tangguh. Oleh karena itu, membaca buku harus dipertahankan dan ditingkatkan
dalam masyarakat. Dimana revolusi teknologi sangat berpengaruh dan memberikan dampak pada peradaban dan hubungan manusia di masa yang akan datang. Jadi, pintar-pintarlah memilih sumber informasi digital sebagai 'asupan' otak dan jiwa agar tetap kuat dan bisa bersaing di era yang super-duper, canggih seperti saat ini.
Referensi:
Jompa, Jamaluddin., dkk (2016)
SAINS45, Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia Menyongsong Satu Abad Kemerdekaan. Akademi
Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. ISBN 978-979-99097-7-0. Hal.45.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar